Pemkot Jaksel, Dinas LH DKI, dan Paljaya Sosialisasikan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat

Pemkot Jaksel, Dinas LH DKI, dan Paljaya Sosialisasikan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat


JAKARTA – Pemkot Jakarta Selatan bersama Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, dan Paljaya menyosialisasikan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD T). Sosialisasi ini sebagai upaya mengedukasi pengelolaan air limbah di Jakarta.

Hadir dalam kegiatan ini, Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto, Dirut Perumda Paljaya Aris Supriyanto, termasuk sejumlah narasumber dari berbagai pemangku kepentingan pengelolaan air limbah domestik di DKI Jakarta seperti Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) DKI Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, serta Perumda Paljaya.

Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin mengatakan, pemerintah kota ikut berkewajiban menyukseskan kegiatan yang berkaitan dengan penanganan limbah di wilayah DKI Jakarta, khususnya di Jakarta Selatan. Apalagi, Jakarta Selatan merupakan yang pertama menjadi contoh untuk SPALD T.

”Kami mohon dukungan dari semuanya baik pengelola gedung, maupun pengelola tempat usaha sepanjang Jalan Gatot Soebroto, maupun Jalan Sudirman, Jalan Rasuna Said, dan Jalan Setia Budi, untuk bersama-sama menyelamatkan lingkungan, khususnya di lingkungan tempat tinggal maupun tempat usahanya,” katanya, Selasa (8/11/2022).

Masalah limbah, kata dia, ke depan semakin menjadi permasalahan yang kompleks apabila tidak segera ditangani dari awal. Banyak para pengusaha atau pengelola tempat usahanya yang belum tahu kalau jalannya sudah dilewati oleh jaringan pengelola limbah ini.

”Diharapkan setelah sosialisasi ini selesai, para pengusaha atau para pengelola tempat usahanya yang masih mengurus limbahnya secara mandiri agar sudah harus ikut serta dalam program SPALD T ini,” katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto sangat mengapresiasi kegiatan sosialisasi ini. Saat ini, pipa Perumda Paljaya baru ada di wilayah Jakarta Selatan. Diharapkan ke depannya sistem perpipaan ini bisa dijadikan sebagai pola baru bagi pengolahan limbah seluruh gedung dan warga yang ada di Jakarta sehingga bisa memanfaatkan apa yang sudah dibangun oleh Perumda Paljaya.

(Sumber: https://metro.sindonews.com/read/935397/171/pemkot-jaksel-dinas-lh-dki-dan-paljaya-sosialisasikan-sistem-pengelolaan-air-limbah-domestik-terpusat-1667891510)

Pengumuman, Gedung Perkantoran di Jaksel Kini Wajib Punya Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat

Pengumuman, Gedung Perkantoran di Jaksel Kini Wajib Punya Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat


JAKARTA, KOMPAS.com – Gedung perkantoran di Jakarta Selatan (Jaksel) kini wajib memiliki Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) yang dikelola oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Paljaya.

Hal ini disampaikan langsung oleh Walikota Jaksel Munjirin dalam acara Sosialisasi Bersama SPALD-T di Jakarta, Selasa (8/11/2022).

“Jadi nanti semuanya (pipa air limbah gedung perkantoran di Jaksel) harus bisa disambungkan kepada jaringan yang sudah disiapkan oleh pihak Perumda Paljaya. Sehingga nanti pengelolaannya terpusat, tidak satu per satu,” tutur Munjirin menjawab Kompas.com.

Adapun beberapa ruas jalan yang telah telah tersambung dengan SPALD-T Perumda Paljaya antara lain Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Gatot Subroto, Sudirman, SCBD, Manggarai, Guntur hingga Setia Budi.

Munjirin berharap lewat langkah awal ini, ke depannya tidak ada lagi gedung atau rumah yang membuang limbah rumah tangga secara sembarangan.

“Setelah sosialiasi ini, kita harapkan pengelola gedung tersebut untuk mengurus perizinan, kemudian menyambungkan dengan jaringan yang sudah disiapkan,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perumda Paljaya Aris Supriyanto menjelaskan, pihak yang diundang dalam sosialiasi perdana ini adalah non-permukiman.

Dia menjelaskan, SPALD-T Peruma Paljaya memberikan sejumlah manfaat kepada pelanggan, terutama dari sisi kesehatan karena telah menerapkan baku mutu cukup ketat dan memenuhi peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Selain itu, pelanggan juga bisa lebih hemat secara ekonomi, mengingat pengelolaan secara mandiri memiliki lebih banyak risiko.

Untuk biayanya, pelanggan dikenakan biaya rata-rata sekitar Rp 600 per meter persegi dikalikan luas lantai bangunan.

“Target perpipaan tahun 2050 baru target 80 persen se-DKI Jakarta, di Jaksel saat ini baru 13 persen,” jelasnya kepada Kompas.com.

(Sumber: https://www.kompas.com/properti/read/2022/11/08/110000921/pengumuman-gedung-perkantoran-di-jaksel-kini-wajib-punya-sistem)

Paljaya dan Pemko Jaksel Sosialisasikan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat

Paljaya dan Pemko Jaksel Sosialisasikan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Wali Kota Jakarta Selatan bersama Dinas Lingkungan Hidup Prov DKI Jakarta dan Paljaya menggelar Sosialisasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD – T) di Wilayah Jakarta Selatan. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya mengedukasi dan menyosisalisasikan mengenai pengelolaan air limbah di DKI Jakarta khususnya di Wilayah Jakarta Selatan.

Sosialisasi bertempat di Ruang Pola Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022). Dalam kegiatan ini dihadiri Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto, dan Direktur Utama Perumda Paljaya Aris Supriyanto. Acara sosialisasi menghadirkan narasumber dari berbagai pemangku kepentingan pengelolaan air limbah domestik di DKI Jakarta seperti Dinas Penanaman Modal &  Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) DKI Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, serta Perumda Paljaya.

Direktur Utama Perumda Paljaya Aris Supriyanto mengatakan kegiatan ini digelar untuk menyosialisasikan pengelolaan air limbah domestik. Selain itu juga mengajak para pelaku usaha untuk dapat berpartisipasi dalam pengelolaan air limbah di DKI Jakarta, khususnya dalam menyukseskan pengembangan sistem perpipaan. “Juga dapat mendorong untuk selalu mempraktikan sanitasi yang aman dalam upaya menanggulangi pencemaran lingkungan,” katanya.

Menurutnya, salah satu cara untuk mengelola air limbah adalah melalui pendekatan terpusat, yang menggunakan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T). Air limbah dialirkan dari gedung atau rumah dengan menggunakan jaringan perpipaan air limbah untuk dibawa ke instalasi pengelolaan air limbah domestik dan diolah sampai aman untuk dikembalikan ke lingkungan.

Aris menjelaskan daerah yang sudah memiliki kepadatan penduduk lebih dari 150 jiwa per hektare sudah mutlak perlu menggunakan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T). “Karena daya dukung lingkungannya sudah tidak sesuai untuk menggunakan tangki septik. Penggunaan SPALD Terpusat ini akan menyejajarkan Jakarta dengan kota-kota besar di dunia dalam pengelolaan air limbah,” jelasnya.

Dalam Rencana Induk Pengembangan Prasarana & Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik yang diatur dalam Pergub DKI Jakarta nomor 41 tahun 2016, DKI Jakarta terbagi menjadi 15 zona pengelolaan air limbah. Hingga saat ini baru zona 0 yang telah memiliki Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T).

Untuk mencapai target pengelolaan air limbah dibutuhkan kolaborasi aktif antar pemangku kepentingan di DKI Jakarta dari unsur pemerintah dan pelaku usaha hingga seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberi mandat Perumda Paljaya sebagai operator pengelolaan air limbah resmi milik yang bertugas memastikan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam pengelolaan air limbah.

Sementara Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin mengatakan pemerintah kota ikut  berkewajiban untuk menyukseskan kegiatan yang berkaitan dengan penanganan limbah di wilayah DKI Jakarta khususnya di Jakarta Selatan.

(Sumber: https://republika.co.id/berita/rl0yq8459/paljaya-dan-pemko-jaksel-sosialisasikan-sistem-pengelolaan-air-limbah-domestik-terpusat)

Perumda Paljaya bangun pipa pengolahan air limbah di TB Simatupang

Perumda Paljaya bangun pipa pengolahan air limbah di TB Simatupang


Jakarta (ANTARA) – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pengolahan Air Limbah (Paljaya) membangun jaringan perpipaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) di kawasan TB Simatupang untuk mewujudkan sanitasi aman di DKI Jakarta.

“Dalam waktu dekat akan dibangun jaringan perpipaan di Kawasan TB Simatupang sebagai upaya untuk terus mengembangkan layanan pengelolaan air limbah,” kata Direktur Utama Perumda Paljaya, Aris Supriyanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Pembangunan dilaksanakan mulai tahun 2023. TB Simatupang merupakan tambahan usai kawasan Gatot Subroto, Mega Kuningan, Sultan Agung, Rasuna Said, Casablanca, Epicentrum, Prof. Dr Satrio, Sudirman, SCBD dan Senopati yang sudah dilewati jaringan perpipaan tambahan SPALD-T skala perkotaan.

Dalam Rencana Induk Pengembangan Prasarana&Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik yang diatur dalam Pergub DKI Jakarta Nomor 41 Tahun 2016, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menugaskan Perumda Paljaya sebagai operator pengelolaan air limbah resmi yang bertugas memastikan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam pengelolaan air limbah.

Untuk mencapai target pengelolaan air limbah tersebut, dibutuhkan kolaborasi aktif antar pemangku kepentingan di DKI Jakarta dari unsur pemerintah, pelaku usaha hingga seluruh lapisan masyarakat.

“Diharapkan seluruh lapisan ikut berpartisipasi untuk perwujudan sanitasi aman untuk Jakarta,” tuturnya.

Aris berharap dengan adanya pengembangan sistem perpipaan ini dapat mendorong sanitasi yang aman dalam upaya menanggulangi pencemaran lingkungan.

“Adanya jaringan perpipaan ini membuat air limbah kakus maupun non kakus tidak bergantung pada tangki septik lagi dan tidak memerlukan penyedotan air limbah lagi,” katanya.

Pengelolaan air limbah dapat dilakukan melalui dua pendekatan. Pertama melalui penggunaan tangki septik yang sesuai standar dan dilengkapi dengan pengolahan lanjutan seperti bidang resapan maupun kolam sanita.

Adapun penyedotan lumpur tinja dari tangki septik secara berkala minimal tiga tahun sekali untuk memastikan agar air dikembalikan ke lingkungan sudah aman dan tidak mencemari air tanah atau air permukaan.

Paljaya memiliki layanan penjualan tangki septik BIOPAL, penyedotan lumpur tinja dan pengolahannya di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).

DKI Jakarta memiliki dua IPLT yang berlokasi di Pulo Gebang dan Duri Kosambi yang dioperasikan oleh Paljaya dengan kapasitas total 1.800 meter kubik (m3) per hari.

Pendekatan kedua, menggunakan sistem pengelolaan secara terpusat di mana air limbah yang dihasilkan langsung dialirkan melalui jaringan perpipaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) dan diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Paljaya memiliki IPAL Setiabudi dan IPAL Krukut melayani zona nol (salah satu zona dari total 15 zona pengelolaan air limbah di DKI Jakarta) dengan kapasitas total sekitar 30.000 m3/hari.

Saat ini, kedua IPAL tersebut melayani sekitar 2.699.205 People Equivalent (PE) dan akan terus bertambah seiring perluasan jaringan perpipaan.

Diproyeksikan mayoritas wilayah di DKI Jakarta akan menggunakan sistem terpusat dengan jaringan perpipaan air limbah pada tahun 2050.

(Sumber: https://www.antaranews.com/berita/3230601/perumda-paljaya-bangun-pipa-pengolahan-air-limbah-di-tb-simatupang)

Walikota Jakarta Selatan Sosialisasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat

Walikota Jakarta Selatan Sosialisasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat


Warta Ekonomi, Jakarta – Sebagai salah satu upaya mengedukasi dan mensosisalisasikan mengenai pengelolaan air limbah di DKI Jakarta, Walikota Jakarta Selatan bersama dengan Perumda Paljaya dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengadakan kegiatan Sosialisasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) di Wilayah Jakarta Selatan.

Kegiatan ini diadakan di kantor Walikota Jakarta Selatan pada hari Selasa tanggal 8 November 2022 di Ruang Pola Kantor Walikota Jakarta Selatan.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari berbagai pemangku kepentingan pengelolaan air limbah domestik di DKI Jakarta seperti Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) DKI Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, serta Perumda Paljaya.

Sosialisasi ini dihadiri oleh para pemilik/pengelola bangunan atau gedung yang berada di wilayah Jakarta Selatan yang sudah dilewati SPALD-T skala perkotaan menggunakan jaringan perpipaan yaitu kawasan Gatot Subroto, Mega Kuningan, Sultan Agung, Rasuna Said, Casablanca, Epicentrum, Prof. Dr Satrio, Sudirman, SCBD dan Senopati.

Adapun maksud kegiatan ini antara lain, untuk mensosialisasikan pengelolaan air limbah domestik serta mengajak para pelaku usaha untuk dapat berpartisipasi dalam pengelolaan air limbah di DKI Jakarta khususnya dalam mensukseskan pengembangan sistem perpipaan dan juga dapat mendorong untuk selalu mempraktikan sanitasi yang aman dalam upaya menanggulangi pencemaran lingkungan.

Salah satu cara untuk mengelola air limbah adalah melalui pendekatan terpusat yang menggunakan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) dimana air limbah dialirkan dari gedung atau rumah dengan menggunakan jaringan perpipaan air limbah untuk dibawa ke instalasi pengelolaan air limbah domestik dan diolah sampai aman untuk dikembalikan ke lingkungan.

Untuk daerah yang sudah memiliki kepadatan penduduk lebih dari 150 jiwa perhektar sudah mutlak perlu menggunakan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) karena daya dukung lingkungannya sudah tidak sesuai untuk menggunakan tangki septik. Penggunaan SPALD Terpusat ini akan mensejajarkan Jakarta dengan Kota-kota besar didunia dalam pengelolaan air limbah.

Dalam Rencana Induk Pengembangan Prasarana & Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik yang diatur dalam Pergub DKI Jakarta nomor 41 tahun 2016, DKI Jakarta terbagi menjadi 15 zona pengelolaan air limbah dimana saat ini baru zona 0 yang telah memiliki Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T).

Untuk mencapai target pengelolaan air limbah dibutuhkan kolaborasi aktif antar pemangku kepentingan di DKI Jakarta dari unsur Pemerintah dan pelaku usaha hingga seluruh lapisan masyarakat.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberi mandat Perumda Paljaya sebagai operator pengelolaan air limbah resmi milik yang bertugas memastikan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam pengelolaan air limbah. Masih terdapat 14 zona yang akan dibangun di DKI Jakarta.

Untuk di daerah Jakarta Selatan, dalam waktu dekat akan dibangun IPAL dan Jaringan Perpipaan di Kawasan TB Simatupang sebagai upaya untuk terus mengembangkan layanan pengelolaan air limbah.

Diharapkan kegiatan ini akan menggerakkan para pemangku usaha untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan air limbah di DKI Jakarta khususnya dalam mensukseskan pengembangan pemanfaatan sistem perpipaan air limbah domestik, untuk perwujudan Sanitasi Aman untuk Jakarta.

(Sumber: https://wartaekonomi.co.id/read457834/walikota-jakarta-selatan-sosialisasi-sistem-pengelolaan-air-limbah-domestik-terpusat)

Wow, 70 Persen Air di Jakarta Tercemar Tinja, Paljaya Bangun Pipa Olah Limbah Domestik

Wow, 70 Persen Air di Jakarta Tercemar Tinja, Paljaya Bangun Pipa Olah Limbah Domestik


apahabar.com, JAKARTA– United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) dalam situs resminya, hampir 70 persen air di Indonesia tercemar limbah tinja. Untuk memenuhi baku mutu lingkungan hidup, Paljaya melakukan pengolahan air limbah domestik terpusat.

”Penanggung jawab usaha atau kegiatan yang menghasilkan limbah wajib mengelola air limbah,” kata Asep Kuswanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, di kantor Walikota Jakarta Selatan, Selasa, (8/11).

Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pengolahan Air Limbah (Paljaya) saat ini berupaya meningkatkan sistem sanitasi atau air buangan dengan membangun tangki septik sesuai standar di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Menurut Dinas Lingkungan Hidup saat ini kondisi air bersih di DKI Jakarta tercemar dengan intensitas sedang hingga berat.

”Ya itu memang tercemar sedang hingga berat, ya kalo untuk datanya nanti bisa ambil di kantor saya,” ujar Asep.

Saat ini ancaman pencemaran air bersih sangat tinggi, oleh karena itu perumda dan Paljaya membangun penyambungan pipa untuk mengurai limbah industri maupun rumah tangga di DKI jakarta.

”Kami harapkan dengan adanya penyambungan pipa pengelolaan limbah oleh perumda paljaya ini kedepannya dapat lagi memperbaiki dari sistem pengelolaan limbah di Jakarta, khusus nya Jakarta Selatan,” pungkas Kepala Dinas Lingkungan Hidup.

(Sumber: https://apahabar.com/post/70-persen-air-di-jakarta-tercemar-tinja-perumda-paljaya-bangun-pipa-olah-limbah-domestik-la7vm59t)

Floating-Hotline-Icon-01

Hotline Hubungan Masyarakat
(021) 835 42 52 - extension 6 +62 812 9079 0899

Hotline Layanan Pengaduan Pelanggan (Administrasi)
(021) 835 42-52 - extension 207 +62 878 9366 5470

Hotline Layanan Pengaduan Pelanggan (Teknis)
(021) 835 42-54 atau +62 851 5627 4188

Hotline Layanan Penyedotan Lumpur Tangki Septik
(021) 8370 2136 atau +62812 9077 70-20 / 30

Hotline Layanan Sistem Perpipaan
+62 813 8832 9008

Hotline Layanan Tangki Septik Modifikasi (BIOPAL)
+62 813 8529 1475

Hotline Layanan Penanggulangan Sumbatan Instalasi Pipa Air Limbah/Plumbing
+62 813 8529 1475

Hotline Layanan Pemeriksaan Laboratorium
+62 851 7514 4468

Hotline Layanan Pengelolaan Limbah B3
+62 811-1991-890