Wujudkan Kota Global, Jakarta Genjot Pembangunan Sistem Limbah Terpusat

Wujudkan Kota Global, Jakarta Genjot Pembangunan Sistem Limbah Terpusat

rmol news logo Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) menjadi salah satu proyek strategis yang tengah dibangun di Jakarta sebagai upaya meningkatkan kualitas sanitasi dan perlindungan lingkungan di wilayah perkotaan.
Proyek ini dirancang untuk mengolah air limbah rumah tangga secara terintegrasi dan modern, guna mengurangi pencemaran serta mendukung terciptanya kota yang sehat dan berkelanjutan.

Untuk memastikan proyek ini berjalan sesuai target, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS, Ade Suherman, bersama Komisi B DPRD DKI meninjau pembangunan SPALD-T di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

“Pembangunan SPALD-T ini adalah langkah besar menuju sistem sanitasi modern yang akan meningkatkan kualitas hidup warga. Sanitasi yang tertata dengan baik juga akan menurunkan risiko penyakit berbasis lingkungan,” ujar Ade Suherman lewat keterangan resminya, Selasa 24 Juni 2025.

Dalam kunjungan tersebut, tim DPRD menerima penjelasan teknis terkait progres pembangunan. Termasuk soal pengerjaan 13 titik manhole yang menjadi bagian penting dari jaringan sistem SPALD-T.

Ade menyampaikan, proyek ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga butuh dukungan masyarakat. Ia mengajak warga untuk ikut berperan, baik dengan bersabar selama proses pembangunan, maupun menjaga fasilitas yang nanti akan digunakan bersama.

“Proyek ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, tapi investasi untuk kesehatan warga dan keberlanjutan kota. Bersama kita wujudkan Jakarta yang sehat, tertata, dan berkelas dunia,” tutupnya.

Dengan hadirnya SPALD-T, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan peningkatan layanan sanitasi yang lebih andal dan ramah lingkungan, sejalan dengan visi menjadikan Jakarta sebagai kota global yang layak huni. rmol news logo article

(Sumber: https://rmol.id/nusantara/read/2025/06/24/671015/wujudkan-kota-global-jakarta-genjot-pembangunan-sistem-limbah-terpusat)

Pemprov DKI Harus Bangun Sanitasi Modern Demi Capai Pola Hidup Bersih dan Sehat

Pemprov DKI Harus Bangun Sanitasi Modern Demi Capai Pola Hidup Bersih dan Sehat


WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Pemerintah DKI Jakarta harus menyediakan sanitasi yang modern untuk warganya demi mencapai pola hidup bersih dan menghindari penyebaran penyakit.

Hal itu diungkapkan Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Ade Suherman usai mengunjungi proyek pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan pada Senin (23/6/2025) lalu.

Ade mengatakan, kedatangannya ke sana bersama koleganya di Komisi B untuk memastikan proyek strategis ini berjalan tepat waktu dan sesuai tujuan.

Kemudian dapat meningkatkan kualitas sanitasi dan perlindungan lingkungan di Ibu Kota.

“SPALD-T merupakan sistem pengolahan limbah domestik yang dirancang secara terintegrasi dan modern, sejalan dengan visi Jakarta sebagai kota global dan berbudaya,” kata Ade dari keterangannya pada Selasa (24/6/2025).

Dalam peninjauan lapangan, rombongan Komisi B menerima paparan teknis dari pelaksana proyek, termasuk progres pembangunan 13 titik manhole sebagai bagian penting dari jaringan pemeliharaan sistem.

“Pembangunan SPALD-T ini adalah langkah besar menuju sistem sanitasi modern yang akan meningkatkan kualitas hidup warga. Sanitasi yang tertata dengan baik juga akan menurunkan risiko penyakit berbasis lingkungan,” kata politisi dari Fraksi PKS ini.

Lebih lanjut, Ade menekankan bahwa proyek ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan pelaksana proyek, tetapi juga memerlukan dukungan aktif dari masyarakat agar dapat berjalan maksimal.

“Kami mengajak warga sekitar dan masyarakat Jakarta secara umum untuk ikut mendukung pelaksanaan proyek ini. Baik melalui pemahaman, kesabaran selama proses konstruksi, maupun peran aktif dalam menjaga fasilitas yang nantinya dibangun,” tambahnya.

Menurut Ade, dukungan masyarakat akan menjadi faktor penting dalam keberhasilan sistem ini, terutama saat memasuki tahap operasional di masa mendatang. Ia pun menegaskan bahwa Komisi B DPRD DKI Jakarta akan terus mengawal jalannya proyek, baik dari sisi kualitas teknis maupun manfaat sosialnya.

“Proyek ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, tapi investasi untuk kesehatan warga dan keberlanjutan kota. Bersama kita wujudkan Jakarta yang sehat, tertata, dan berkelas dunia,” tutupnya.

(Sumber: https://wartakota.tribunnews.com/2025/06/24/pemprov-dki-harus-bangun-sanitasi-modern-demi-capai-pola-hidup-bersih)

DPRD DKI Kawal Pembangunan Sanitasi Modern

DPRD DKI Kawal Pembangunan Sanitasi Modern


JAKARTA – Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ade Suherman, mendorong pembangunan sanitasi modern untuk masyarakat Jakarta. Untuk itu, pihaknya bakal mengawal proyek strategis ini berjalan tepat waktu dan sesuai tujuan.

Bersama Anggota Komisi B lainnya, ia menyambangi lokasi pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin 23 Juni 2025. Ia ingin memastikan proyek tersebut berjalan sesuai harapan yakni, bisa meningkatkan kualitas sanitasi dan perlindungan lingkungan.

Dalam peninjauan lapangan, rombongan Komisi B menerima paparan teknis dari pelaksana proyek, termasuk progres pembangunan 13 titik manhole sebagai bagian penting dari jaringan pemeliharaan sistem.

Ia menegaskan Komisi B akan terus mengawal jalannya proyek, baik dari sisi kualitas teknis maupun manfaat sosialnya. Sebab, proyek tersebut itu merupakan investasi kesehatan dan keberlanjutan kota.

“Proyek ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, tapi investasi untuk kesehatan warga dan keberlanjutan kota. Bersama kita wujudkan Jakarta yang sehat, tertata, dan berkelas dunia,” ujar Ade di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

(Sumber: https://megapolitan.okezone.com/read/2025/06/24/338/3149943/dprd-dki-kawal-pembangunan-sanitasi-modern)

Dukung Proyek SPALD-T di TB Simatupang, DPRD DKI: Investasi Kesehatan Warga

Dukung Proyek SPALD-T di TB Simatupang, DPRD DKI: Investasi Kesehatan Warga


JAKARTA – Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Ade Suherman mendukung proyek Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) yang tengah dibangun di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

SPALD-T merupakan sistem pengolahan limbah domestik yang dirancang secara terintegrasi dan modern, sejalan dengan visi Jakarta sebagai kota global dan berbudaya.

Ade menekankan bahwa proyek ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan pelaksana proyek, tetapi juga memerlukan dukungan aktif dari masyarakat agar dapat berjalan maksimal.

“Kami mengajak warga sekitar dan masyarakat Jakarta secara umum untuk ikut mendukung pelaksanaan proyek ini. Baik melalui pemahaman, kesabaran selama proses konstruksi, maupun peran aktif dalam menjaga fasilitas yang nantinya dibangun,” kata Ade kepada wartawan, Selasa, 24 Juni.

Ade memandang, dukungan masyarakat akan menjadi faktor penting dalam keberhasilan sistem ini, terutama saat memasuki tahap operasional di masa mendatang. Ia pun menegaskan bahwa Komisi B DPRD DKI Jakarta akan terus mengawal jalannya proyek, baik dari sisi kualitas teknis maupun manfaat sosialnya.

“Proyek ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, tapi investasi untuk kesehatan warga dan keberlanjutan kota. Bersama kita wujudkan Jakarta yang sehat, tertata, dan berkelas dunia,” tutur Anggota Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta tersebut.

Komisi B DPRD DKI, lanjutnya, sempat meninjau pembangunan SPALD-T pada Senin, 23 Juni. Peninjauan ini dilakukan dalam rangka memastikan proyek strategis ini berjalan tepat waktu dan sesuai tujuan untuk meningkatkan kualitas sanitasi dan perlindungan lingkungan di Ibu Kota.

Dalam peninjauan lapangan, rombongan Komisi B menerima paparan teknis dari pelaksana proyek, termasuk progres pembangunan 13 titik manhole sebagai bagian penting dari jaringan pemeliharaan sistem.

“Pembangunan SPALD-T ini adalah langkah besar menuju sistem sanitasi modern yang akan meningkatkan kualitas hidup warga. Sanitasi yang tertata dengan baik juga akan menurunkan risiko penyakit berbasis lingkungan,” tandasnya.

(Sumber: https://voi.id/berita/490560/dukung-proyek-spald-t-di-tb-simatupang-dprd-dki-investasi-kesehatan-warga)

PALJAYA Menaklukkan Kelam Limbah Jakarta

PALJAYA Menaklukkan Kelam Limbah Jakarta

Jakarta, ibu kota Indonesia yang megah, menyimpan rahasia kelam di balik gedung pencakar langit dan hiruk-pikuknya: air limbah. Tanpa disadari, setiap hari, jutaan liter air kotor dari wastafel, kamar mandi, dan toilet mengalir tak terbendung, mencemari kanal, sungai, dan ekosistem kota. Sungai Ciliwung, urat nadi Jakarta, telah lama berubah menjadi selokan raksasa. Limbah ini bukan sekadar masalah estetika—ia mengancam kesehatan 10 juta warga, mencemari air tanah, dan menghambat cita-cita Jakarta sebagai kota modern.

Namun, di tengah tantangan ini, Jakarta tidak tinggal diam. Perumda Paljaya—badan usaha milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta—yang dipimpin oleh Direktur Utama Ir. Untung Suryadi, ST, IPU, ASEAN Eng., memimpin perjuangan menaklukkan ancaman air limbah dengan sistem pengelolaan modern dan solusi berbasis komunitas.

Untuk memahami krisis air limbah di Jakarta, kita harus melihat kontras yang mencolok dalam pengelolaannya. Di kawasan segitiga emas seperti Mega Kuningan, SCBD, Gatot Subroto, Sudirman, dan sebagian wilayah Kecamatan Setiabudi-Tebet, telah tersedia jaringan pipa bawah tanah yang mengalirkan air limbah ke fasilitas pengolahan modern milik Paljaya. Penduduk di sini jarang memikirkan ke mana air limbah mereka pergi—semuanya tertata rapi, mencerminkan visi kota metropolitan yang terorganisir.

Sebaliknya, di permukiman padat yang memeluk bantaran sungai, sanitasi adalah kemewahan. Rumah-rumah sederhana yang berdiri di atas air keruh tidak memiliki akses ke sistem pengolahan air limbah terpusat. Banyak warga bergantung pada tangki septik yang tidak sesuai standar, atau lebih buruk lagi, membuang air limbah langsung ke sungai. Sungai Ciliwung dan kanal-kanal kota menjadi saksi bisu polusi yang tak kunjung usai, menciptakan lingkaran setan antara pencemaran dan penyakit.

“Kondisi tangki septik yang tidak standar dan sering bocor menyebabkan pencemaran air tanah, padahal banyak masyarakat masih menggunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkap Untung Suryadi kepada TrustNews.

Paljaya mengelola air limbah Jakarta melalui dua pendekatan: sistem terpusat dan sistem setempat.

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) menjadi kebanggaan kota ini. Jaringan pipa bawah tanah mengalirkan air limbah rumah tangga—dari air bekas cuci hingga limbah toilet—menuju dua instalasi pengolahan utama: IPAL Setiabudi dan IPAL Krukut. Kedua fasilitas ini mampu memproses 30.000 meter kubik air limbah per hari, melayani sekitar 2,7 juta population equivalent (PE)—satuan yang mengukur beban air limbah dari penduduk dan aktivitas bisnis.

Di kawasan seperti Rasuna Said, Mega Kuningan, Sudirman, SCBD, Senayan, Gatot Subroto, Manggarai, Guntur, dan Setiabudi, air limbah dialirkan tanpa hambatan, diolah hingga aman, dan dikembalikan ke badan air dalam kondisi sesuai baku mutu yang ditetapkan.

“Tahun ini kami menargetkan peningkatan cakupan layanan air limbah melalui sistem perpipaan menjadi 22,93 persen (dari sebelumnya 17,83 persen), atau melayani 2,49 juta penduduk, dengan pembangunan jaringan pipa sepanjang 107.930 meter,” ujar Untung Suryadi. “Paljaya terus memperluas jaringan pipa untuk menjangkau lebih banyak rumah hingga gedung perkantoran, mewujudkan mimpi Jakarta sebagai kota dengan sanitasi kelas dunia,” tegasnya.

Di wilayah padat dengan gang sempit dan rumah berdesakan, sistem terpusat sulit diterapkan. Di sinilah Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) menjadi solusi. Sistem ini menggunakan tangki septik modifikasi untuk mengolah seluruh air limbah rumah tangga, baik black water (tinja) maupun grey water (air bekas). Tangki ini harus dikuras secara berkala—minimal tiga tahun sekali—untuk mencegah kebocoran atau luapan.

Lumpur tinja dari tangki septik kemudian diangkut dan diolah di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Pulo Gebang atau Duri Kosambi, yang mampu menangani 1.800 meter kubik lumpur per hari. “Kami mengoperasikan 31 armada truk (dan didukung 300 armada swasta) untuk mempercepat layanan penyedotan,” jelas Untung.

Namun, tantangan tetap ada. Banyak rumah tidak memiliki tangki septik sesuai standar dan sering mengabaikan penyedotan rutin karena biaya atau kurangnya kesadaran. Akibatnya, limbah meresap ke tanah atau mengalir ke kanal.

Untuk menjawab tantangan ini, Pemprov DKI Jakarta bersama Paljaya meluncurkan Program Subsidi Revitalisasi Tangki Septik (RTS), berdasarkan Peraturan Gubernur No. 79 Tahun 2021. Program ini menyasar rumah tangga berpenghasilan rendah, terutama di bantaran sungai, dengan tujuan menyediakan tangki septik sesuai standar, baik melalui pembangunan baru maupun perbaikan.

Pada 2020, Paljaya berhasil merevitalisasi 434 unit tangki septik di empat kelurahan—langkah awal menuju sanitasi yang lebih baik. RTS bukan hanya program infrastruktur, tetapi juga upaya mengubah perilaku masyarakat. Paljaya juga mendukung program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), inisiatif nasional untuk menghapus praktik buang air besar sembarangan. Ketika jumlah tangki septik standar tercapai di suatu wilayah, masyarakat dapat mendeklarasikan diri sebagai wilayah bebas buang air besar sembarangan.

“Dengan berubahnya status hukum menjadi Perumda, kami diharapkan terus meningkatkan pelayanan demi kesejahteraan masyarakat,” tegas Untung, merujuk pada transformasi PD PAL Jaya menjadi Perumda Paljaya pada 2021.

Meski sudah melangkah jauh, perjuangan Jakarta melawan air limbah masih panjang. Keterbatasan lahan untuk infrastruktur, pertambahan populasi, serta ancaman perubahan iklim memperumit situasi. Kenaikan permukaan laut dan banjir dapat merusak sistem sanitasi. Mengubah pola pikir warga—khususnya yang menganggap sanitasi sepele—juga membutuhkan waktu.

“Kami berupaya memaksimalkan serapan anggaran untuk pembangunan IPAL, meskipun menghadapi kendala dalam proses perjanjian kerja sama,” ujar Untung.

Meski begitu, Paljaya tidak menyerah. Perumda Paljaya terus berinovasi dan memperluas cakupan layanan pengelolaan air limbah di Jakarta. Kolaborasi dengan swasta—seperti dalam pengelolaan limbah B3 medis yang direncanakan mulai 2023—merupakan langkah strategis. Edukasi kepada masyarakat, investasi infrastruktur, serta pemenuhan standar layanan akan membawa Jakarta menuju sanitasi yang aman dan layak.

Kisah air limbah Jakarta adalah cerminan perjuangan kota besar: menjembatani kesenjangan antara kemajuan dan keterbatasan. Dari pipa-pipa modern di kawasan elite hingga tangki septik di bantaran sungai, setiap langkah menuju sanitasi yang lebih baik adalah kemenangan bagi warga.

Sungai Ciliwung yang kini tercemar mungkin suatu hari mengalir jernih kembali—simbol kebangkitan kota. Dengan komitmen bersama, Jakarta tidak hanya melawan air limbah, tetapi juga membangun masa depan, tempat setiap warga dapat hidup dengan martabat dan kesehatan yang lebih baik.

“Kami berkomitmen untuk mewujudkan Jakarta yang sehat dan aman dari pencemaran air limbah, di mana setiap tetes dikelola dengan baik demi kesejahteraan warga dan keberlanjutan lingkungan,” pungkas Untung.

(sumber: https://trustnews.id/read/5083/PALJAYA-Menaklukkan-Kelam-Limbah-Jakarta)

Paljaya dan Baznas Bazis DKI Luncurkan Program Peduli Lingkungan Masjid

Paljaya dan Baznas Bazis DKI Luncurkan Program Peduli Lingkungan Masjid

Perumda Paljaya bersama Baznas Bazis DKI Jakarta menjalin kerja sama strategis jangka panjang melalui Program Peduli Lingkungan Masjid yang mengusung tema ‘Sanitasi Aman untuk Jakarta Bersih dan Sehat’.

 

“Sepanjang berada di Jakarta, itu bisa kita fasilitasi,”

Peluncuran program ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh Direktur Utama Perumda Paljaya, Untung Suryadi dan Ketua Baznas Bazis DKI Jakarta, Akhmad Abubakar di Masjid Al Insan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (6/5).

Setelah itu, dilaksanakan penyedotan perdana lumpur tinja program Peduli Lingkungan Masjid di lokasi.

Direktur Utama Perumda Paljaya, Untung Suryadi mengatakan, sebagai bagian dari upaya mendukung pencapaian target akses Sanitasi Aman Provinsi DKI Jakarta, pihaknya menerapkan strategi-strategi salah satunya berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk pembiayaan penyediaan akses sanitasi aman tersebut.

“Pada Tahun 2025, salah satu kolaborasi yang akan diimplementasikan adalah dengan Baznas Bazis DKI Jakarta melalui beberapa program bersama, salah satunya yaitu Program Peduli Lingkungan Masjid,” ujarnya.

Untung menegaskan pentingnya edukasi masyarakat mengenai pengelolaan air limbah domestik, termasuk layanan penyedotan lumpur tinja dan penggunaan instalasi BioPAL. Ia menilai, kolaborasi ini menjadi wadah sosialisasi penting agar masyarakat lebih aware.

“Inisiatif ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sanitasi aman, khususnya di lingkungan rumah ibadah,” katanya.

Untung mengatakan, program ini juga memberi kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan masjid. Melalui Baznas, masyarakat bisa menyalurkan donasi secara spesifik untuk masjid yang ingin mereka bantu dalam layanan penyedotan limbah.

“Jika ada jemaah yang ingin masjid tertentu disedot tangki septiknya, cukup menyalurkan dana ke Baznas Bazis DKI dan menyebutkan lokasi masjid. Sepanjang berada di Jakarta, itu bisa kita fasilitasi,” ucapnya.

Untung menyampaikan, kesadaran masyarakat terhadap sanitasi aman tidak hanya soal apa yang dikonsumsi, tapi juga bagaimana limbah dikelola.

“Kerja sama ini juga terbuka untuk integrasi dengan program lain Baznas Bazis DKI Jakarta, seperti bedah rumah, yang turut menekankan pentingnya pembangunan fasilitas sanitasi seperti tangki septik,” katanya.

Ketua Baznas Bazis DKI Jakarta, Akhmad Abubakar menjelaskan, program ini merupakan bagian dari inisiatif pemberdayaan lingkungan JAK B GREEN, yang menyasar rumah ibadah, kawasan padat, dan rumah-rumah warga kurang mampu.

“Program ini bukan hanya tentang sanitasi, tapi menyentuh aspek kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Masjid Al Insan kami pilih sebagai titik awal agar manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh warga dan DKM,” tutur Akhmad.

Ia menambahkan, kerja sama ini akan berlangsung jangka panjang, dan diharapkan bisa menjadi contoh baik yang ditiru oleh lebih banyak komunitas, perusahaan, maupun warga DKI Jakarta.

“Sanitasi adalah bagian dari ibadah sosial. Kami berharap kerja sama ini menginspirasi gerakan masif demi lingkungan yang bersih, sehat, dan berkah,” tandasnya.

Sebagai informasi, Program Peduli Lingkungan Masjid menjadi salah satu upaya konkret memperkuat sinergi antar lembaga dalam mendorong kualitas hidup masyarakat melalui pendekatan spiritual, sosial, dan lingkungan. Perumda Paljaya dan Baznas Bazis DKI Jakarta menargetkan kolaborasi ini menyasar lebih banyak masjid dan kawasan padat penduduk di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Selain itu, hingga saat ini, total dana terkumpul sebesar Rp170.000.000 yang berasal dari zakat karyawan, zakat perusahaan dan program CSR Perumda Paljaya.

(sumber: https://www.beritajakarta.id/read/144327/paljaya-dan-baznas-bazis-dki-luncurkan-program-peduli-lingkungan-masjid)

Floating-Hotline-Icon-01

Hotline Hubungan Masyarakat
(021) 835 42 52 - extension 6 +62 812 9079 0899

Hotline Layanan Pengaduan Pelanggan (Administrasi)
(021) 835 42-52 - extension 207 +62 878 9366 5470

Hotline Layanan Pengaduan Pelanggan (Teknis)
(021) 835 42-54 atau +62 851 5627 4188

Hotline Layanan Penyedotan Lumpur Tangki Septik
(021) 8370 2136 atau +62812 9077 70-20 / 30

Hotline Layanan Sistem Perpipaan
+62 813 8832 9008

Hotline Layanan Tangki Septik Modifikasi (BIOPAL)
+62 813 8529 1475

Hotline Layanan Penanggulangan Sumbatan Instalasi Pipa Air Limbah/Plumbing
+62 813 8529 1475

Hotline Layanan Pemeriksaan Laboratorium
+62 851 7514 4468

Hotline Layanan Pengelolaan Limbah B3
+62 811-1991-890