JAKARTA – Peringati HUT ke-34 Pengolahan Air Limbah Jakarta (Paljaya), puluhan rumah warga di seluruh wilayah DKI mendapat pelayanan aksi sedot WC gratis. Salah satunya penyedotan limbah di Ruang Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Rawa Jaya, Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (25/9).
Ketua Dewan Pengawas Perumda Paljaya, Wahyu Mujiono, mengatakan, kegiatan ini serentak di lima wilayah Jakarta, dan menjadi program ‘Paljaya Menyapa Jakarta 2.0’ sekaligus rangkaian peringatan HUT ke-34 Paljaya. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang sosialisasi melainkan juga bentuk edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi aman.
“Hari ini kita melaksanakan aksi sedot massal serentak di 5 wilayah Jakarta. Setiap wilayah menyasar delapan rumah dan satu RPTRA, sehingga total ada sekitar 40 rumah yang mendapat layanan penyedotan gratis,” kata Wahyu, Kamis (25/9).
Dikatakan Wahyu, selain penyedotan tangki septik, Paljaya juga menghadirkan kegiatan sosialisasi di setiap wilayah, sekaligus memberikan edukasi kepada warga mengenai sanitasi layak dan aman, termasuk pengelolaan limbah domestik yang benar. “Harapannya, masyarakat tidak hanya memiliki sanitasi layak, tetapi juga sanitasi aman yang mendukung kualitas lingkungan dan kesehatan bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Manajer Sekretaris Perusahaan Paljaya, Mala S. Ramadhona menambahkan, pihaknya memiliki dua jenis layanan pengelolaan limbah domestik, yaitu Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T).
Menurutnya, rumah bisa disebut telah mempunyai sanitasi layak ketika sudah memiliki WC yang dilengkapi dengan leher angsa dan telah terkoneksi dengan septic tank standar. “Namun, layak saja belum cukup, rumah tersebut baru disebut memiliki sanitasi aman apabila sudah melakukan penyedotan septic tank secara terjadwal minimal tiga tahun sekali,” imbuh Mala.
Dijelaskan Mala, kesadaran masyarakat terkait pentingnya melakukan penyedotan septik tank secara terjadwal masih rendah, dan masih banyak tangki septik masyarakat yang tidak memenuhi standar, tidak kedap air atau bocor. “Kondisi ini membuat masyarakat merasa tidak perlu melakukan penyedotan, padahal berpotensi mencemari lingkungan. Kita harus melakukan revitalisasi septic tank sekaligus sosialisasi agar masyarakat paham pentingnya penyedotan terjadwal,” terangnya.
Mala menambahkan, pihaknya juga menyoroti masih adanya warga Jakarta yang tidak memiliki septic tank dan membuang air limbah ke kali. Untuk itu, Paljaya juga secara rutin dilibatkan sebagai narasumber oleh puskesmas untuk mengedukasi masyarakat melalui program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat).
“Dalam program STBM, kita masuk di pilar ke satu, Stop Buang Air Besar Sembarangan dan pilar kelima, pengolahan limbah cair rumah tangga. Kami terus bersinergi dengan Stakeholder terkait untuk mensosialisasikan cara mengelola limbah rumah tangga yang benar,” tutup Mala. (Ifand)
(Sumber: https://poskota.co/megapolitan/paljaya-sedot-puluhan-wc-rumah-warga-sekaligus-edukasi-pentingnya-sanitasi-aman/)