by Humas Paljaya | Mar 16, 2023 | Berita
Dosen Pascasarjana Unindra PGRI menggelar kunjungan ke kantor Perumda Paljaya di Jalan Sultan Agung, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (14/3).
Bersinergi dengan Perumda Palj aya juga demi kepentingan studi
Kunjungan dalam rangka silaturahmi sekaligus penjajakan kerjasama antara Unindra PGRI dengan Paljaya diantaranya kegiatan studi lapangan bagi mahasiswa Pascasarjana dalam mendalami pengelolaan air limbah domestik perkotaan. Serta kemungkinan kerja sama dalam penyediaan data bagi kepentingan riset mahasiswa dan dosen, maupun pengembangan edukasi melalui pembelajaran pendidikan lingkungan hidup.
Rombongan dosen Unindra PGRI dipimpin Wakil Rektor III bidang kerjasama, Ambar Tri Hapsari bersama sejumlah dekan dan pengajar.
Dirut Perumda Paljaya, Aris Supriyanto mengaku senang menerima kunjungan dosen Unindra PGRI untuk ikut serta memberikan sosialisasi dan edukasi pentingnya kesadaran lingkungan pada masyarakat melalui pengelolaan air limbah domestik dalam kehidupan sehari-hari.
“Keberadaan Perumda Paljaya bertujuan mengolah air limbah khususnya limbah domestik di Kota Jakarta sehingga tidak mencemari lingkungan,” ujar Aris, Selasa (14/3).
Ia mengungkapkan, Perumda Paljaya juga diharapkan dapat memberikan edukasi seputar hidup sehat khususnya bagaimana mengelola air limbah domestik.
“Masyarakat selama ini masih menganggap masalah limbah domestik tidak begitu penting atau remeh. Bahkan, terkesan asal buang sehingga mencemari lingkungan sehingga dapat menyebabkan penyakit berbahaya yang langsung dirasakan oleh warga” ungkapnya.
Menurut Aris, sosialisasi dan edukasi yang melibatkan kelompok perguruan tinggi juga perlu dalam rangka menumbuhkan awareness warga kota Jakarta.
“Terlebih Unindra sebagai Kampus Pendidikan PGRI yang mendidik guru-guru yang terjun langsung ke masyarakat melalui lingkungan pendidikan,” tuturnya.
Sementara Wakil Rektor III Bidang Kerjasama Unindra PGRI, Ambar Tri Hapsari berharap kunjungan silaturahmi ditindaklanjuti dengan kerjasama kedua belah pihak dalam rangka kepentingan Tridharma perguruan tinggi, diantaranya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
“Bersinergi dengan Perumda Paljaya juga demi kepentingan studi lapangan mahasiswa sehingga dapat belajar langsung ke Perumda Paljaya seputar seluk beluk pengelolaan air limbah domestik di DKI Jakarta,” paparnya.
Sementara Dekan Pascasarjana Unindra PGRI, Mamik Suendarti menyampaikan terimakasih atas kesediaan Direktur Perumda Paljaya yang telah berkenan menerima kunjungan dosen Pascasarjana.
Selanjutnya di penghujung acara silaturahmi antara tim dosen Pascasarjana Unindra PGRI dengan Direktur Perumda Paljaya dilakukan pemberian kenang-kenangan dari instansi masing-masing dan sekaligus ramah tamah.
(Sumber: https://beritajakarta.id/read/118720/Dosen-Pascasarjana-Unindra-PGRI-Berkunjung-ke-Kantor-Perumda-Paljaya-#.ZBJ4hXZBy5c)
by Humas Paljaya | Mar 10, 2023 | Berita
Perumda Paljaya melaksanakan edukasi dan sosialisasi penyedotan tangki septik yang baik dan benar di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Pulogebang, Jakarta Timur, kemarin. Kegiatan ini diikuti sebanyak 26 mitra IPLT Perumda Paljaya dan juga para sopir truk penyedotan.
Ini juga sebagai salah satu tindakan preventif
Dalam kegiatan ini didemonstrasikan secara langsung penyedotan lumpur tinja yang sesuai dengan SOP dan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai standar untuk keamanan dan keselamatan para pekerja.
Asisten Manager Hubungan Masyarakat Perumda Paljaya, Syahril mengatakan, edukasi dan sosialisasi ini bertujuan meningkatkan wawasan mengenai proses penyedotan lumpur tinja yang baik dan benar sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam menanggulangi pencemaran lingkungan dengan tidak membuang lumpur tinja sembarangan.
Dia menyampaikan, DKI Jakarta memiliki dua Instalasi Pengolahan lumpur tinja di Pulo Gebang dan Duri Kosambi yang beroperasi dengan kapasitas total 1.800 meter kubik per hari.
“Air limbah yang tidak diolah dan langsung dibuang ke lingkungan dapat mencemari sumber air baik air permukaan atau air tanah dan menyebabkan penyakit,” ujar Syahril, Jumat (10/3).
Syahril menjelaskan, air limbah mengandung bakteri dan virus penyebab berbagai penyakit terutama penyakit berbasis air.
Dikatakan Syahril, jika air tanah yang dipakai untuk kegiatan sehari-hari tercemar oleh air limbah maka dapat menyebabkan penyakit seperti kolera, disentri, diare, tipes, dan hepatitis.
Maka itu, salah satu cara untuk mengelola air limbah adalah melalui penggunaaan sistem setempat di mana masing-masing rumah memiliki tangki septik.
“Untuk dapat dikatakan aman harus dilakukan penyedotan lumpur tinja secara berkala minimal tiga tahun sekali,” katanya.
Dalam kegiatan ini juga disosialisasikan terkait keanggotaan mitra pembuangan lumpur tinja yang bertujuan meningkatkan pengawasan dan penertiban pembuangan lumpur tinja.
“Ini juga sebagai salah satu tindakan preventif untuk mencegah pembuangan lumpur tinja liar di DKI Jakarta yang belakangan ini marak terjadi,” tandas Syahril.
Edukasi dan sosialisasi tersebut turut dihadiri tim dari Bank DKI untuk melakukan sosialisasi mengenai penggunaan pembayaran cashless untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembayaran sehingga transaksi menjadi lebih aman.
(Sumber: https://www.beritajakarta.id/read/116157/paljaya-pam-jaya-kerja-sama-pemanfaatan-lahan-di-tb-simatupang-untuk-ipal)
by Humas Paljaya | Jan 26, 2023 | Berita
Perumda Paljaya menjalin kerja sama dengan Perumda PAM Jaya terkait pemanfaatan lahan untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kawasan TB Simatupang.
Apresasi kepada semua dan saya mohon komitmen dari seluruh jajaran
Kerja sama ini ditandai dengan ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama Pemanfaatan Lahan Milik PAM Jaya di Jalan Simatupang Jakarta oleh Direktur Utama Paljaya, Aris Supriyanto dan Direktur Utama Perumda PAM Jaya, Arief Nasrudin pada Kamis (26/1).
Penandatangan disaksikan oleh Asisten Perekonomian Sekda Provinsi DKI Jakarta, Sri Haryati.
Dikatakan Sri Haryati, persoalan sanitasi dan air limbah masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemprov DKI Jakarta. Pasalnya, cemaran E.coli di Jakarta masih di atas standar. Sri menjelaskan, di dalam Sustainable Development Goals (SDGs) salah satu yang penting adalah mencapai akses air bersih dan sanitasi yang baik atau layak.
“Penandatanganan kerja sama ini bentuk dari implementasi tahapan-tahapan di dalam poin ke enam dari SDGs,” ujar Sri.
Bicara permasalahan lingkungan, sambung Sri, penanganan air limbah sering dipandang sebelah mata, pasalnya dampak sanitasi buruk tidak bisa dirasakan langsung. Maka itu, sanitasi layak menjadi tantangan menuju Jakarta sebagai kota global ke depan setelah IKN pindah. Sri menyampaikan, salah satu ciri kota global adalah bagaimana kota itu bisa mengolah sanitasi dengan baik.
Sri mengapresiasi kerja sama ini sebagai bentuk sinergitas BUMD. Menurutnya, sinergitas tidak sebatas kerja sama tapi betul-betul dimanfaatkan dengan baik.
“Apresiasi kepada semua dan saya mohon komitmen dari seluruh jajaran Paljaya dan PAM Jaya untuk kerja sama ini betul-betul dapat diimplementasikan dengan baik, BPBUMD terus mengawal dan kita akan menyaksikan hasilnya,” kata Sri.
Direktur Perumda Paljaya, Aris Supriyanto menyampaikan, penandatanganan Perjanjian Kerja Sama merupakan bagian dari salah satu upaya Paljaya untuk melaksanakan tugas penyediaan layanan air limbah bagi warga Jakarta yang mendukung pemenuhan SPM air limbah domestik.
Aris menjelaskan, penyediaan IPAL dan jaringan perpipaan air limbah di kawasan TB Simatupang ini didasari oleh tren perkembangan area tersebut yang aktivitas domestiknya meningkat drastis di beberapa tahun terakhir baik melalui perkembangan area permukiman maupun kawasan komersil seperti perkantoran, pusat perbelanjaan dan apartemen.
“Tentu saja meningkatkan produksi air limbah di kawasan tersebut sehingga kebutuhan akan SPALD-T di area tersebut menjadi suatu keharusan dalam menjaga kualitas lingkungan terutama kelestarian sumber air,” urai Aris.
Aris mengatakan, IPAL di Kawasan TB Simatupang ini juga dilengkapi pengolahan tersier yang dapat menghasilkan kualitas olahan air limbah yang sesuai dengan standar pemerintah yang bukan hanya layak untuk dikembalikan ke badan air namun juga sudah dapat dimanfaatkan sebagai air baku yakni air minum, air untuk keperluan hygiene sanitasi maupun untuk dijadikan air curah.
“Dari sini terdapat potensi kolaborasi yang dapat dieksplor lebih lanjut dengan PAM Jaya,” ucap Aris.
Direktur Utama Perumda PAM Jaya, Arief Nasrudin mengatakan, penandatangan Perjanjian Kerja Sama ini merupakan sebuah sinergitas dan kerja bersama melalui pemanfaatan lahan yang tersedia. Terlebih, PAM Jaya memiliki banyak aset yang bisa dimanfaatkan secara maksimal.
“Inilah sinergi yang bisa kita wujudkan bersama, kita percepat hasil kerjanya sehingga kemudian bisa bermanfaat,” tandas Arief.
Untuk diketahui, IPAL di Kawasan TB Simatupang akan dibangun di area lahan IPA Cilandak milik Perumda PAM Jaya seluas 2.910 meter persegi dengan menggunakan teknologi MBBR (Moving Bed Biofilm Reactor) dengan rencana kapasitas total 6.000 meter kubik dan direncanakan mampu melayani 112.665 PE (Populasi Ekuivalen).
Pembangunan Tahap 1 yang direncanakan akan dimulai awal tahun 2023 ini akan berkapasitas 4.000 meter kubuk dengan jaringan perpipaan tahap 1 sepanjang 3.895 meter.
(Sumber: https://www.beritajakarta.id/read/116157/paljaya-pam-jaya-kerja-sama-pemanfaatan-lahan-di-tb-simatupang-untuk-ipal)
by Humas Paljaya | Dec 12, 2022 | Berita
Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Paljaya telah merampungkan pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (SPALD) Komunal di Jalan Lapangan Merah RT 15/09, Manggarai dan Balai Warga RT 12/07, Tebet Barat, Tebet.
Selanjutnya, SPALD Komunal yang merupakan program CSR Perumda Paljaya ini diserahkan kepada pengurus RT/RW maupun warga setempat untuk dikelola.
Asisten Manajer Hubungan Masyarakat, Syahril mengatakan, SPALD Komunal di Jalan Lapangan Merah menggunakan unit Biopal tipe dua berkapasitas pengolahan untuk 25 Kepala Keluarga (KK)/dengan volume 3,3 meter kubik.
Sedangkan SPALD Komunal di Balai Warga, RT 12/07 memiliki volume 2,2 meter kubik berkapasitas pengolahan untuk 10 KK.
Ia menjelaskan, SPALD Komunal ini dapat mengolah limbah cair seperti limbah nonkakus (greywater) dan limbah kakus (black water).
“Greywater itu air buangan nonkakus. Sumbernya dari air mandi, air cucian piring, binatu. Sedangkan blackwater itu limbah dari kakus atau jamban. Grey water dan black water itu akan diolah di SPALD ini,” ungkap Syahril, Selasa (6/12).
Syahril menyampaikan, pembangunan SPALD Komunal di dua lokasi ini merupakan program CSR perusahaan. Kondisi sanitasi di Jakarta dinilai memerlukan adanya upaya peningkatan sarana dan prasarananya. Terlebih, perilaku buang air besar sembarang di DKI Jakarta saat ini sebesar 4,30 persen.
“Maksud program ini untuk mempercepat layanan onsite melalui perbaikan tangki septik atau pembangunan IPAL di Jakarta dengan tujuan mewujudkan sanitasi aman bagi masyarakat Jakarta,” urainya.
Bersamaan dengan serah terima SPALD, Perumda Paljaya juga memberikan edukasi dan sosialisasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) kepada warga di dua lokasi tersebut.
Sosialisasi ini dilakukan lantaran masih banyak warga yang beranggapan urusan limbah bukan prioritas. Dalam sosialisasi tersebut warga dibekali pengetahuan tentang dampak sanitasi buruk bagi kesehatan.
“Ada warga yang masih awam tentang sanitasi, PHBS dan STBM. Termasuk tangki septik seperti apa metode pengolahannya, dan bagaimana cara pemeliharaannya,” terang Syahril.
Suratman (50), warga RT 12/07, Tebet Barat/menyambut baik pembangunan IPAL di lingkungan tempat tinggalnya. Pria yang sudah 10 tahun menetap di lokasi ini pun menyadari air limbah juga harus diolah, karena kalau tidak diolah bisa menimbulkan penyakit dan berdampak negatif bagi lingkungan.
“Kami sangat bersyukur sekali. Kami tinggal lakukan perawatannya saja dan meminta warga pengguna MCK di sini untuk menjaga dan tidak buang sampah ke saluran air buang,” tandasnya.
(Sumber: https://beritajakarta.id/read/113779/paljaya-rampungkan-pembangunan-spald-komunal-di-tebet#.Y5aQT3ZBw2y)
by Humas Paljaya | Nov 15, 2022 | Berita
JAKARTA, KOMPAS.com – Provinsi DKI Jakarta menargetkan tidak lagi mengandalkan septic tank untuk menampung air limbah pada tahun 2050.
Sebaliknya, 80 persen air limbah akan dialirkan lewat Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik-Terpusat (SPALD-T).
Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Paljaya Aris Supriyanto memastikan hal itu dalam acara Sosialisasi Bersama SPALD-T di Jakarta, Selasa (8/11/2022).
“Target layanan itu mengikuti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), seperti sampai tahun 2022 targetnya sekitar 20 persen,” tutur Aris.
Sementara layanan SPALD-T Perumda Paljaya saat ini baru beroperasi di Jakarta Selatan dengan capaian 13 persen.
Dia menjelaskan, awal mula saluran perpipaan air limbah terpusat di Jakarta Selatan ini dibangun sejak tahun 1980-an, tepatnya di kawasan Setia Budi dan Tebet lewat Jakarta Sewerage and Sanitation Project (JSSP).
Sementara, sejumlah ruas jalan yang telah telah tersambung dengan SPALD-T Perumda Paljaya antara lain Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Gatot Subroto, Sudirman, SCBD, Manggarai, Guntur hingga Setia Budi.
Oleh karena itu, gedung perkantoran di Jakarta Selatan khususnya yang melewati jalan-jalan tersebut wajib memiliki SPALD-T yang dikelola oleh Perumda Paljaya.
“Jadi nanti semuanya (pipa air limbah gedung perkantoran di Jaksel) harus bisa disambungkan ke jaringan yang sudah disiapkan oleh pihak Perumda Paljaya. Sehingga nanti pengelolaannya terpusat, tidak satu per satu,” kata Walikota Jakarta Selatan Munjirin menjawab Kompas.com dalam kesempatan yang sama.
Munjirin berharap lewat langkah awal ini, ke depannya tidak ada lagi gedung atau rumah yang membuang limbah rumah tangga secara sembarangan.
“Setelah sosialiasi ini, kita harapkan pengelola gedung tersebut untuk mengurus perizinan, kemudian menyambungkan dengan jaringan yang sudah disiapkan,” tambahnya.
SPALD-T Peruma Paljaya diyakini bisa memberikan sejumlah manfaat kepada pelanggan, terutama dari sisi kesehatan karena telah menerapkan baku mutu cukup ketat dan memenuhi peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Selain itu, pelanggan juga bisa lebih hemat dari segi ekonomi, mengingat pengelolaan secara mandiri memiliki lebih banyak risiko.
Untuk biayanya, pelanggan harus membayar sekitar Rp 600 per meter persegi per bulan dikalikan luas lantai bangunan.
Sebagai infromasi, jaringan perpipaan air limbah tersebut akan terus dikembangkan di mana saat ini masih dalam tahap perancangan desain dan konstruksi untuk pelebaran ke Jakarta Utara.
(Sumber: https://www.kompas.com/properti/read/2022/11/08/160000621/tahun-2050-jakarta-tak-lagi-gunakan-septic-tank-tampung-air-limbah)
by Humas Paljaya | Nov 14, 2022 | Berita
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) menyediakan jaringan pengelolaan air limbah untuk warga di beberapa ruas jalan di wilayahnya.
“Mereka harus mengikuti pengelolaan limbah yang sudah sesuai dengan aturan ditentukan yang semuanya disambungkan ke jaringan yang disiapkan Perumda Paljaya. Jadi, pengelolaannya terpusat, tidak satu persatu,” kata Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Munjirin merinci sejumlah ruas jalan tersebut yakni Sudirman, Gatot Subroto, SCBD, Guntur dan Manggarai.
Adapun jaringan pengelolaan air limbah tersebut melewati gedung perkantoran dan tempat usaha.
Melalui sosialisasi, lanjutnya, diharapkan para pengelola gedung tidak ada lagi yang membuang limbah sembarangan karena setelah sosialisasi akan ada tindak lanjutnya.
“Yang sudah terlewati jaringan harus ikut serta memanfaatkan jaringan tersebut. Manfaatkan jaringan itu karena biayanya murah serta taat peraturan,” katanya.
Direktur Utama Perumda Paljaya Aris Supriyanto menyebutkan idealnya pengolahan limbah terpusat secara ekonomi lebih menguntungkan, namun juga harus memperhatikan risiko.
Namun, menurut Aris, semua itu dapat terkendali dengan jaringan yang dikelola oleh Paljaya sehingga terpusat menjadi satu dan dijamin adanya garansi.
Jika pengelolaannya secara mandiri, maka ada biaya yang dikeluarkan sesuai per luas lantai yakni Rp600 per meter persegi.
“Kita sudah menerapkan baku mutu yang cukup ketat dan sudah memenuhi peraturan yang ada dari Kementerian Lingkungan Hidup,” ujar Aris.
Baku mutu
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menambahkan para pengelola diimbau menjalankan kewajiban dari peraturan pemerintah.
Kewajiban dalam pelaksanaan pengelolaan air limbah itu antara lain memiliki izin atau persetujuan teknis pemenuhan baku mutu air limbah.
Kemudian mereka juga diarahkan untuk memenuhi baku mutu air limbah yang dipersyaratkan, memenuhi persyaratan ketentuan teknis dan melaporkan hasil pengelolaan air limbah Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.
Asep menegaskan semua perusahaan yang terlewati jalur pipa dari Paljaya wajib hukumnya untuk melakukan pengolahan limbah menggunakan saluran yang sudah dibuat.
“Bagi kegiatan usaha yang sudah terkoneksi dengan sistem perpipaan Paljaya, maka mereka tidak diwajibkan untuk memenuhi ketentuan mengenai limbah atau memiliki izin pembuangan air limbah sendiri,” kata Asep.
(Sumber: https://www.antaranews.com/berita/3229549/pemkot-jaksel-sediakan-jaringan-pengelolaan-air-limbah-untuk-warga)
Page 8 of 35« First«...789...20...»Last »