Dosen Pascasarjana Unindra PGRI Berkunjung ke Kantor Perumda Paljaya

Dosen Pascasarjana Unindra PGRI Berkunjung ke Kantor Perumda Paljaya

Dosen Pascasarjana Unindra PGRI menggelar kunjungan ke kantor Perumda Paljaya di Jalan Sultan Agung, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (14/3).

 Bersinergi dengan Perumda Palj aya juga demi kepentingan studi

Kunjungan dalam rangka silaturahmi sekaligus penjajakan kerjasama antara Unindra PGRI dengan Paljaya diantaranya kegiatan studi lapangan bagi mahasiswa Pascasarjana dalam mendalami pengelolaan air limbah domestik perkotaan. Serta kemungkinan kerja sama dalam penyediaan data bagi kepentingan riset mahasiswa dan dosen, maupun pengembangan edukasi melalui pembelajaran pendidikan lingkungan hidup.

Rombongan dosen Unindra PGRI dipimpin Wakil Rektor III bidang kerjasama, Ambar Tri Hapsari bersama sejumlah dekan dan pengajar.

Dirut Perumda Paljaya, Aris Supriyanto mengaku senang menerima kunjungan dosen Unindra PGRI untuk ikut serta memberikan sosialisasi dan edukasi pentingnya kesadaran lingkungan pada masyarakat melalui pengelolaan air limbah domestik dalam kehidupan sehari-hari.

“Keberadaan Perumda Paljaya bertujuan mengolah air limbah khususnya limbah domestik di Kota Jakarta sehingga tidak mencemari lingkungan,” ujar Aris, Selasa (14/3).

Ia mengungkapkan, Perumda Paljaya juga diharapkan dapat memberikan edukasi seputar hidup sehat khususnya bagaimana mengelola air limbah domestik.

“Masyarakat selama ini masih menganggap masalah limbah domestik tidak begitu penting atau remeh. Bahkan, terkesan asal buang sehingga mencemari lingkungan sehingga dapat menyebabkan penyakit berbahaya yang langsung dirasakan oleh warga” ungkapnya.

Menurut Aris,  sosialisasi dan edukasi yang melibatkan kelompok perguruan tinggi juga perlu dalam rangka menumbuhkan awareness warga kota Jakarta.

“Terlebih Unindra sebagai Kampus Pendidikan PGRI yang mendidik guru-guru yang terjun langsung ke masyarakat melalui lingkungan pendidikan,” tuturnya.

Sementara Wakil Rektor III Bidang Kerjasama Unindra PGRI, Ambar Tri Hapsari berharap kunjungan silaturahmi ditindaklanjuti dengan kerjasama kedua belah pihak dalam rangka kepentingan Tridharma perguruan tinggi, diantaranya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

“Bersinergi dengan Perumda Paljaya juga demi kepentingan studi lapangan mahasiswa sehingga dapat belajar langsung ke Perumda Paljaya seputar seluk beluk pengelolaan air limbah domestik di DKI Jakarta,” paparnya.

Sementara Dekan Pascasarjana Unindra PGRI, Mamik Suendarti menyampaikan  terimakasih atas kesediaan Direktur Perumda Paljaya yang telah berkenan menerima kunjungan dosen Pascasarjana.

Selanjutnya di penghujung acara silaturahmi antara tim dosen Pascasarjana Unindra PGRI dengan Direktur Perumda Paljaya dilakukan pemberian kenang-kenangan dari instansi masing-masing dan sekaligus ramah tamah.

 

(Sumber: https://beritajakarta.id/read/118720/Dosen-Pascasarjana-Unindra-PGRI-Berkunjung-ke-Kantor-Perumda-Paljaya-#.ZBJ4hXZBy5c)

Paljaya Sosialisasikan Penyedotan Tangki Septik yang Baik dan Benar

Paljaya Sosialisasikan Penyedotan Tangki Septik yang Baik dan Benar

Perumda Paljaya melaksanakan edukasi dan sosialisasi penyedotan tangki septik yang baik dan benar di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Pulogebang, Jakarta Timur, kemarin. Kegiatan ini diikuti sebanyak 26 mitra IPLT Perumda Paljaya dan juga para sopir truk penyedotan.

 Ini juga sebagai salah satu tindakan preventif

Dalam kegiatan ini didemonstrasikan secara langsung penyedotan lumpur tinja yang sesuai dengan SOP dan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai standar untuk keamanan dan keselamatan para pekerja.

Asisten Manager Hubungan Masyarakat Perumda Paljaya, Syahril mengatakan, edukasi dan sosialisasi ini bertujuan meningkatkan wawasan mengenai proses penyedotan lumpur tinja yang baik dan benar sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam menanggulangi pencemaran lingkungan dengan tidak membuang lumpur tinja sembarangan.

Dia menyampaikan, DKI Jakarta memiliki dua Instalasi Pengolahan lumpur tinja di Pulo Gebang dan Duri Kosambi yang beroperasi dengan kapasitas total 1.800 meter kubik per hari.

“Air limbah yang tidak diolah dan langsung dibuang ke lingkungan dapat mencemari sumber air baik air permukaan atau air tanah dan menyebabkan penyakit,” ujar Syahril, Jumat (10/3).

Syahril menjelaskan, air limbah mengandung bakteri dan virus penyebab berbagai penyakit terutama penyakit berbasis air.

Dikatakan Syahril, jika air tanah yang dipakai untuk kegiatan sehari-hari tercemar oleh air limbah maka dapat menyebabkan penyakit seperti kolera, disentri, diare, tipes, dan hepatitis.

Maka itu, salah satu cara untuk mengelola air limbah adalah melalui penggunaaan sistem setempat di mana masing-masing rumah memiliki tangki septik.

“Untuk dapat dikatakan aman harus dilakukan penyedotan lumpur tinja secara berkala minimal tiga tahun sekali,” katanya.

Dalam kegiatan ini juga disosialisasikan terkait keanggotaan mitra pembuangan lumpur tinja yang bertujuan meningkatkan pengawasan dan penertiban pembuangan lumpur tinja.

“Ini juga sebagai salah satu tindakan preventif untuk mencegah pembuangan lumpur tinja liar di DKI Jakarta yang belakangan ini marak terjadi,” tandas Syahril.

Edukasi dan sosialisasi tersebut turut dihadiri tim dari Bank DKI untuk melakukan sosialisasi mengenai penggunaan pembayaran cashless untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembayaran sehingga transaksi menjadi lebih aman.

(Sumber: https://www.beritajakarta.id/read/116157/paljaya-pam-jaya-kerja-sama-pemanfaatan-lahan-di-tb-simatupang-untuk-ipal)

Paljaya-PAM Jaya Kerja Sama Pemanfaatan Lahan di TB Simatupang untuk IPAL

Paljaya-PAM Jaya Kerja Sama Pemanfaatan Lahan di TB Simatupang untuk IPAL


Perumda Paljaya menjalin kerja sama dengan Perumda PAM Jaya terkait pemanfaatan lahan untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kawasan TB Simatupang.

 Apresasi kepada semua dan saya mohon komitmen dari seluruh jajaran

Kerja sama ini ditandai dengan ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama Pemanfaatan Lahan Milik PAM Jaya di Jalan Simatupang Jakarta oleh Direktur Utama Paljaya, Aris Supriyanto dan Direktur Utama Perumda PAM Jaya, Arief Nasrudin pada Kamis (26/1).

Penandatangan disaksikan oleh Asisten Perekonomian Sekda Provinsi DKI Jakarta, Sri Haryati.

Dikatakan Sri Haryati, persoalan sanitasi dan air limbah masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemprov DKI Jakarta. Pasalnya, cemaran E.coli di Jakarta masih di atas standar. Sri menjelaskan, di dalam Sustainable Development Goals (SDGs) salah satu yang penting adalah mencapai akses air bersih dan sanitasi yang baik atau layak.

“Penandatanganan kerja sama ini bentuk dari implementasi tahapan-tahapan di dalam poin ke enam dari SDGs,” ujar Sri.

Bicara permasalahan lingkungan, sambung Sri, penanganan air limbah sering dipandang sebelah mata, pasalnya dampak sanitasi buruk tidak bisa dirasakan langsung. Maka itu, sanitasi layak menjadi tantangan menuju Jakarta sebagai kota global ke depan setelah IKN pindah. Sri menyampaikan, salah satu ciri kota global adalah bagaimana kota itu bisa mengolah sanitasi dengan baik.

Sri mengapresiasi kerja sama ini sebagai bentuk sinergitas BUMD. Menurutnya, sinergitas tidak sebatas kerja sama tapi betul-betul dimanfaatkan dengan baik.

“Apresiasi kepada semua dan saya mohon komitmen dari seluruh jajaran Paljaya dan PAM Jaya untuk kerja sama ini betul-betul dapat diimplementasikan dengan baik, BPBUMD terus mengawal dan kita akan menyaksikan hasilnya,” kata Sri.

Direktur Perumda Paljaya, Aris Supriyanto menyampaikan, penandatanganan Perjanjian Kerja Sama merupakan bagian dari salah satu upaya Paljaya untuk melaksanakan tugas penyediaan layanan air limbah bagi warga Jakarta yang mendukung pemenuhan SPM air limbah domestik.

Aris menjelaskan, penyediaan IPAL dan jaringan perpipaan air limbah di kawasan TB Simatupang ini didasari oleh tren perkembangan area tersebut yang aktivitas domestiknya meningkat drastis di beberapa tahun terakhir baik melalui perkembangan area permukiman maupun kawasan komersil seperti perkantoran, pusat perbelanjaan dan apartemen.

“Tentu saja meningkatkan produksi air limbah di kawasan tersebut sehingga kebutuhan akan SPALD-T di area tersebut menjadi suatu keharusan dalam menjaga kualitas lingkungan terutama kelestarian sumber air,” urai Aris.

Aris mengatakan, IPAL di Kawasan TB Simatupang ini juga dilengkapi pengolahan tersier yang dapat menghasilkan kualitas olahan air limbah yang sesuai dengan standar pemerintah yang bukan hanya layak untuk dikembalikan ke badan air namun juga sudah dapat dimanfaatkan sebagai air baku yakni air minum, air untuk keperluan hygiene sanitasi maupun untuk dijadikan air curah.

“Dari sini terdapat potensi kolaborasi yang dapat dieksplor lebih lanjut dengan PAM Jaya,” ucap Aris.

Direktur Utama Perumda PAM Jaya, Arief Nasrudin mengatakan, penandatangan Perjanjian Kerja Sama ini merupakan sebuah sinergitas dan kerja bersama melalui pemanfaatan lahan yang tersedia. Terlebih, PAM Jaya memiliki banyak aset yang bisa dimanfaatkan secara maksimal.

“Inilah sinergi yang bisa kita wujudkan bersama, kita percepat hasil kerjanya sehingga kemudian bisa bermanfaat,” tandas Arief.

Untuk diketahui, IPAL di Kawasan TB Simatupang akan dibangun di area lahan IPA Cilandak milik Perumda PAM Jaya seluas 2.910 meter persegi dengan menggunakan teknologi MBBR (Moving Bed Biofilm Reactor) dengan rencana kapasitas total 6.000 meter kubik dan direncanakan mampu melayani 112.665 PE (Populasi Ekuivalen).


Pembangunan Tahap 1 yang direncanakan akan dimulai awal tahun 2023 ini akan berkapasitas 4.000 meter kubuk dengan jaringan perpipaan tahap 1 sepanjang 3.895 meter.

 

(Sumber: https://www.beritajakarta.id/read/116157/paljaya-pam-jaya-kerja-sama-pemanfaatan-lahan-di-tb-simatupang-untuk-ipal)

Paljaya Rampungkan Pembangunan SPALD Komunal di Tebet

Paljaya Rampungkan Pembangunan SPALD Komunal di Tebet


Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Paljaya telah merampungkan pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (SPALD) Komunal di Jalan Lapangan Merah RT 15/09, Manggarai dan Balai Warga RT 12/07, Tebet Barat, Tebet.

Selanjutnya, SPALD Komunal yang merupakan program CSR Perumda Paljaya ini diserahkan kepada pengurus RT/RW maupun warga setempat untuk dikelola.

Asisten Manajer Hubungan Masyarakat, Syahril mengatakan, SPALD Komunal di Jalan Lapangan Merah menggunakan unit Biopal tipe dua berkapasitas pengolahan untuk 25 Kepala Keluarga (KK)/dengan volume 3,3 meter kubik.

Sedangkan SPALD Komunal di Balai Warga, RT 12/07 memiliki volume 2,2 meter kubik berkapasitas pengolahan untuk 10 KK.

Ia menjelaskan, SPALD Komunal ini dapat mengolah limbah cair seperti limbah nonkakus (greywater) dan limbah kakus (black water).

Greywater itu air buangan nonkakus. Sumbernya dari air mandi, air cucian piring, binatu. Sedangkan blackwater itu limbah dari kakus atau jamban. Grey water dan black water itu akan diolah di SPALD ini,” ungkap Syahril, Selasa (6/12).

Syahril menyampaikan, pembangunan SPALD Komunal di dua lokasi ini merupakan program CSR perusahaan. Kondisi sanitasi di Jakarta dinilai memerlukan adanya upaya peningkatan sarana dan prasarananya. Terlebih, perilaku buang air besar sembarang di DKI Jakarta saat ini sebesar 4,30 persen.

“Maksud program ini untuk mempercepat layanan onsite melalui perbaikan tangki septik atau pembangunan IPAL di Jakarta dengan tujuan mewujudkan sanitasi aman bagi masyarakat Jakarta,” urainya.

Bersamaan dengan serah terima SPALD, Perumda Paljaya juga memberikan edukasi dan sosialisasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) kepada warga di dua lokasi tersebut.

Sosialisasi ini dilakukan lantaran masih banyak warga yang beranggapan urusan limbah bukan prioritas. Dalam sosialisasi tersebut warga dibekali pengetahuan tentang dampak sanitasi buruk bagi kesehatan.

“Ada warga yang masih awam tentang sanitasi, PHBS dan STBM. Termasuk tangki septik seperti apa metode pengolahannya, dan bagaimana cara pemeliharaannya,” terang Syahril.

Suratman (50), warga RT 12/07, Tebet Barat/menyambut baik pembangunan IPAL di lingkungan tempat tinggalnya. Pria yang sudah 10 tahun menetap di lokasi ini pun menyadari air limbah juga harus diolah, karena kalau tidak diolah bisa menimbulkan penyakit dan berdampak negatif bagi lingkungan.

“Kami sangat bersyukur sekali. Kami tinggal lakukan perawatannya saja dan meminta warga pengguna MCK di sini untuk menjaga dan tidak buang sampah ke saluran air buang,” tandasnya.

(Sumber: https://beritajakarta.id/read/113779/paljaya-rampungkan-pembangunan-spald-komunal-di-tebet#.Y5aQT3ZBw2y)

Floating-Hotline-Icon-01

Hotline Hubungan Masyarakat
(021) 835 42 52 - extension 6 +62 812 9079 0899

Hotline Layanan Pengaduan Pelanggan (Administrasi)
(021) 835 42-52 - extension 207 +62 878 9366 5470

Hotline Layanan Pengaduan Pelanggan (Teknis)
(021) 835 42-54 atau +62 851 5627 4188

Hotline Layanan Penyedotan Lumpur Tangki Septik
(021) 8370 2136 atau +62812 9077 70-20 / 30

Hotline Layanan Sistem Perpipaan
+62 813 8832 9008

Hotline Layanan Tangki Septik Modifikasi (BIOPAL)
+62 813 8529 1475

Hotline Layanan Penanggulangan Sumbatan Instalasi Pipa Air Limbah/Plumbing
+62 813 8529 1475

Hotline Layanan Pemeriksaan Laboratorium
+62 851 7514 4468

Hotline Layanan Pengelolaan Limbah B3
+62 811-1991-890