GAMBIR, Jawa Pos – PD Pengelolaan Air Limbah (PAL) Jaya terus berusaha meningkatkan pengolahan limbah di ibu kota. Baik pengolahan melalui sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat (SPALDT) maupun sistem pengelolaan air limbah domestik setempat (SPALDS). Tahun ini, salah satu BUMD miliki DKI itu menargetkan akan meningkatkan cakupan layanan air limbah melalui sistem per pipaan atau SPALDT. Yakni, menjadi 22,93 persen atau 2.490.755 penduduk yang air limbahnya terlayani. Dengan perincian, cakupan layanan sistem perpipaan 13,67 persen dan sistem non perpipaan 9,26 persen. ’’Sementara target panjang jaringan pipa yang kami bangun tahun ini mencapai 107.930 meter,’’ujar Direktur Utama PD PAL Jaya, Aris Supriyanto.
Memang, berdasar data PAL Jaya, cakupan pelayanan air limbah melalui SPALDT saat ini baru mencapai 13,33 persen. Hal itu terjadi karena jaringan perpipaan baru ada di zona 0 yang meliputi kawasan H.R. Rasuna Said, Mega Kuningan, Jalan Jenderal Sudirman, SCBD, Senayan, Gatot Subroto, Manggarai, Guntur, dan Setiabudi. Nah, untuk meningkatkan cakupan layanan sesuai target, pihaknya akan melaksanakan pembangunan Jakarta Sewerage System (JSS).
’’Untuk menambah cakupan layanan air limbah, Pemprov DKI Jakarta juga akan melaksanakan pembangunan JSS yang dimulai dari zona 1, 6, 2, 5,dan 8. Total ada 15 zona, termasuk zona 0 (zona eksisting),’’ terangnya.
Selain itu, dalam peningkatan cakupan layanan, pihaknya juga akan mengoptimalkan layanan perpipaan air limbah zona 0 dengan mengidentifikasi potensi calon pelanggan air limbah di Jalur Rasuna Said, Patra Kuningan, Denpasar, Gatot Subroto sisi utara dan selatan, kawasan Gelora Senayan, serta Senopati. Lalu, mengembangkan layanan air limbah zona 0 melalui penyelesaian pembangunan IPAL Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) Krukut.
’’Kami juga akan mengembangkan layanan perpipaan air limbah modular komunal. Antara lain, pemasangan pipa air limbah dan IPAL dikawasan T.B. Simatupang, pembangunan IPAL di kawasan Thamrin Nine, dan pembangunan jaringan pipa air limbah dan IPAL Ancol. Lalu, pekerjaan pipa air limbah Jalan Jenderal Sudirman sisi timur juga akan kami selesaikan,’’ jelasnya.
Aris menjelaskan, saat ini IPAL terpusat yang dioperasikan PAL Jaya hanya satu. Yakni, IPAL MBBR Setiabudi yang memiliki kapasitas 250 liter/detik. Karena itu, dia berharap pembangunan IPAL MBBR Krukut berkapasitas 100liter/detik yang ditargetkan selesai April 2021 bisa meningkatkan kapasitas pengolahan air limbah di Jakarta. ’’Dibangunnya IPAL MBBR Krukut dapat mengurangi beban pengolahan air limbah IPAL MBBR Setiabudi,’’ terangnya.
Lebih lanjut, Aris juga menyebutkan, sebagai upaya peningkatan akses sanitasi masyarakat, DKI melakukan pendekatan melalui sistem setempat, yaitu program subsidi revitalisasi tangki septik. Memang, dari data yang mereka dapatkan dari Dinas Kesehatan DKI, di Jakarta, baru ada 27 kelurahan yang sudah deklarasi bebas dari buang air besar sembarangan (BABS) dari total 267 kelurahan. ’’Jika asumsi jumlah penduduk Jakarta sekitar 12 juta jiwa, tidak commuter, maka kira-kira persentase penduduk yang masih berperilaku BABS sekitar 3 persen atau sekitar 360 ribu jiwa atau 72 ribu KK,’’ terangnya.
Melihat angka yang cukup besar itu, PAL Jaya menargetkan 36 ribu titik terpasang hingga 2022 melalui program subsidi revitalisasi tangki septik. Untuk subsidi itu, pihaknya sudah menjalankannya sejak diterbitkannya Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Revitalisasi Tangki Septik. Tahun lalu, 434 titik sudah selesai dibangun atau direvitalisasi. Tahun ini, pihaknya menargetkan akan merampungkan 2 ribu titik dengan masing-masing titik berbiaya sebesar Rp 10 juta.
’’Kegiatan revitalisasi itu akan kami lakukan selama tiga tahun sampai 2022. Jadi, rumah yang menjadi sasaran kami yakni yang belum memiliki tangki septik atau masyarakat yang masih berperilaku BABS. Dua itu termasuk dalam kriteria rumah yang akan diganti atau dipasang tangki septik,’’ungkapnya (rya/co1/ilo)
Sumber: Media Cetak Jawa Pos The Jakarta, Edisi Selasa, 30 Maret 2021, Halaman 9