Sanitasi yang Baik dan Air Bersih Terkait Erat untuk Mencegah Stunting

Sanitasi yang Baik dan Air Bersih Terkait Erat untuk Mencegah Stunting


Saat menghadiri rapat paripurna peringatan hari ulang tahun Jakarta ke-495 pada (22/6/2022), Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Suhajar Diantoro mengapresiasi keberhasilan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menangani kasus stunting.

Suhajar menyebut, secara nasional, kasus stunting di Jakarta berada di posisi terendah kedua setelah Bali.

Kasus stunting tidak hanya terkait dengan kemiskinan, namun juga dengan kualitaa air bersih dan sanitasi.

Di acara Mimbar Virtual Barisanco, “Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Tentang Sanitasi dan Kualitas Air dalam Pencegahan Stunting”, Direktur Teknik dan Usaha Paljaya, Asri Indiyani mengatakan, stunting bisa dimulai pada ibu hamil yang tinggal di tempat dengan sanitasi dan buruknya pengelolaan air limbah domestik.

Dalam paparannya, Asri menyebut, data BPS 2021 bahwa jumlah BABs terbuka di Indonesia sebanyak 5,69 persen.

“BABs terbuka adalah praktik buang air besar di hutan, kebun, sungai, pantai, dan ruang terbuka lainnya,” kata Asri pada Selasa (5/7/2022).

Asri menambahkan, berdasarkan data Bappenas 2019, pengelolaan air limbah domestik yang buruk juga erat kaitannya dengan akses sanitasi.

Sedangkan Sekretaris Badan Pengawas PAM Jaya, Yanto Ph.D menyampaikan, riset Kementerian Kesehatan, 60 persen kasus stunting disebabkan oleh tidak adanya air bersih dan sanitasi buruk, sementara 40 persen sisanya terjadi karena gizi buruk.

Yanto juga mengungkapkan, terdapat program pelayanan MBR dari PAM Jaya. Salahsatunya adalah pelayanan Kampung Prioritas.

“Sudah dilakukan pelayanan ke 12 kampung prioritas di wilayah DKI Jakarta, baik dengan jaringan perpiaan, kios air, dan master meter,” ujarnya.

Progres program saat ini yaitu sedang dilaksanakan perluasan pemasangan jaringan perpipaan di kampung Tanah Merah tahap II, Kampung Guji Baru, Kampung Rawa Timur, dan Kampung Kali Sekretaris. Untuk Kampung Kerang Ijo, Empang, dan Enceng akan ditambahkan pelayanan sementara dengan Kios Air sambil menunggu implementasi Pergub 83 tahun 2021.

Kios air sendiri dikhususkan untuk wilayah uang belum ada jaringan perpiaan. Saat ini, PAM Jaya telah melakukan operasional terhadap 102 kios air yang tersebar di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Pada tahun 2022, dalam proses pembangunan 100 kios air lainnya.

Sanitasi yang baik dan air bersih berkaitan satu sama lain untuk mencegah stunting. Tanpa adanya sanitasi memadai, maka air bisa terkontaminasi yang menyebabkan masalah stunting. Begitu juga sebaliknya.

Oleh karena itu, di akhir acara, Asri menegaskan, agar masyarakat memperhatikan sanitasi dan pengelolaan air limbahnya agar air yang disalurkan untuk minum maupun kebutuhan sehari-hari tidak tercemari. [rif]

(Sumber: https://barisan.co/sanitasi-yang-baik-dan-air-bersih-terkait-erat-untuk-mencegah-stunting)

Paljaya Rampungkan Pembangunan IPAL Komunal di Manggarai Selatan

Paljaya Rampungkan Pembangunan IPAL Komunal di Manggarai Selatan


Perusahaan Umum Daerah Pengelolaan Air Limbah (Perumda PAL) Jaya telah merampungkan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal di MCK Jalan Sawo III, RT 03/09, Manggarai Selatan, Tebet, Jakarta Selatan.

Selanjutnya, IPAL Komunal yang dibangun dari program CSR Perumda PAL Jaya ini diserahkan kepada pengurus RW setempat untuk dikelola bersama warga RT 03/09.

Asisten Manajer Sekretaris Perusahaan Perumda PAL Jaya, Tonang Kurniawan mengatakan, IPAL Komunal tersebut dibangun menggunakan IPAL modular bernama biopal tipe dua berkapasitas pengolahan untuk 25 orang dengan volume 3,3 meter kubik.

IPAL Komunal ini dapat mengolah limbah atau buangan non-kakus (greywater) dan limbah kakus (black water).

“Grey water itu air buangan non kakus yang sumbernya dari air mandi, air cucian piring, binatu. Sedangkan black water itu adalah limbah dari kakus atau jamban. Grey water dan black water itu akan diolah di IPAL ini,” ungkap Tonang, Selasa (5/7).

Tonang menjelaskan, Perumda PAL Jaya memiliki tupoksi untuk mengolah air limbah, terutama air limbah domestik supaya fungsi dari drainase hanya menampung air hasil olahan dan air hujan sesuai peruntukannya.

“Kami harus ada alat atau instrumen untuk menampung dan mengolah limbah domestik itu. Maka dari itu kita desain biopal berbagai macam tipe. Khusus MCK di Jalan Sawo III ini menggunakan Biopal tipe 2,” katanya.

Ia menyampaikan, pembangunan IPAL ini berdasarkan aspirasi dari warga yang disampaikan melalui FKDM Jakarta Selatan, khususnya di Kecamatan Tebet. Pihaknya pun menyambut baik FKDM Jakarta Selatan yang telah melakukan penetrasi awal kepada warga Jalan Sawo III terkait perbaikan sanitasi lingkungan.

Menurut Tonang, untuk memberikan pemahaman kepada warga diperlukan edukasi dan sosialisasi. Mengingat masih banyak warga yang beranggapan urusan limbah bukan prioritas.

“Ada peran dari FKDM Jakarta Selatan yang bisa mengkondisikan dan mensosialisasikan di awal bahwa air limbah juga harus diolah. Karena kalau tidak diolah bisa menimbulkan penyakit dan berdampak negatif bagi lingkungan,” tuturnya.

Ketua FKDM Jakarta Selatan, Abdul Hafidz menambahkan, salah satu tugas pokok dan fungsi (tupoksi) FKDM mencegah segala permasalahan di masyarakat sejak dini. Dari hasil temuan di lapangan diketahui perlunya perbaikan sanitasi di sejumlah wilayah yang membutuhkan.

“Kebetulan MCK ini tidak hanya digunakan masyarakat, tapi juga oleh jemaah masjid. Setelah kami survei, kami putuskan ini menjadi prioritas utama. Kemudian kami ajukan kepada Perumda PAL Jaya dan alhamdulillah langsung ditindaklanjuti,” terangnya.

Ketua RW 09, Manggarai Selatan, Suyatno menyampaikan terima kasih kepada Perumda PAL Jaya dan FKDM Jakarta Selatan yang telah memfasilitasi perbaikan MCK dilengkapi dengan IPAL komunal di wilayahnya.

“Saya sangat gembira dan berterima kasih kepada pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pembangunan ini,” tandasnya.

(Sumber: https://www.beritajakarta.id/read/102871/pal-jaya-rampungkan-pembangunan-ipal-komunal-di-manggarai-selatan#.Ys4yT3ZBy5c)

DKI Bakal Tambah IPAL Berteknologi Biologis Tahun Ini

DKI Bakal Tambah IPAL Berteknologi Biologis Tahun Ini


Perumda PAL Jaya berencana menambah dua unit instalasi pengolahan air limbah (IPAL) mengunakan teknologi biologis, Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) di tahun 2022.

Teknologi yang sebelumnya sudah diaplikasikan di IPAL Setiabudi dan Krukut tersebut juga menjadi referensi pembangunan IPAL di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Direktur Utama Perumda PAL Jaya, Aris Supriyanto mengatakan, penerapan teknologi MBBR dipilih lantaran lebih efektif dan efisien dibanding IPAL konvensional. Teknologi MBRR merupakan penguraian air limbah menggunakan sistem aerasi dan media agar nanti air hasil olahannya sudah aman untuk dikembalikan ke lingkungan sesuai dengan Peraturan Menteri LHK No 68 Tahun 2016.

“Medianya memiliki fungsi tempat berkembang bakteri pengurai limbah. Hasilnya, lumpur ekses dari penguraian lebih sedikit dibanding konvensional,” ujarnya, Rabu (29/6).

Dikatakan Aris, dalam teknologi konvensional bakteri yang berfungsi mengurai limbah tidak ditempatkan di media sehingga ikut terbuang bersama ekses lumpur. Sedangnkan teknologi MBBR meminimalisir bakteri terbuang sehingga terus berkembang dan dengan semakin banyak bakteri itu proses penguraian lebih cepat.

Hasil dari teknologi ini mampu menurunkan nilai Biochemical Oxygen Demand (BOD) dari 150-200 mg per liter menjadi di bawah 30 mg per liter, sehingga hasil air pengolahan memenuhi baku mutu dan aman bagi lingkungan.

Dari total hasil olahan IPAL Krukut, 30 persen volume airnya diolah kembali untuk dapat dimanfaatkan kebutuhan air non-konsumsi seperti campuran semen untuk konstruksi, penyiraman tanaman dan flushing. Kemudian, lumpur yang dihasilkan IPAL Krukut ini akan diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Pulo Gebang.

Menurut Aris, berdasarkan hasil peneilitan dan data pengolahan teknologi MBBR inilah yang paling pas diterapkan untuk perkotaan. Karena itu pihaknya akan mengembangkan dua unit IPAL MBBR di kawasan Jalan MH Tahmrin dan Ancol.

“Ini sedang proses pembangunan dan kita harap 2022 ini bisa dioperasikan. Untuk tahun depan kita akan bangun di Jalan TB Simatupang,” tandasnya.

(Sumber: https://www.beritajakarta.id/read/102346/dki-bakal-tambah-ipal-berteknologi-biologis-tahun-ini#.Ys4w-nZBy5c0)

Floating-Hotline-Icon-01

Hotline Hubungan Masyarakat
(021) 835 42 52 - extension 6 +62 812 9079 0899

Hotline Layanan Pengaduan Pelanggan (Administrasi)
(021) 835 42-52 - extension 207 +62 878 9366 5470

Hotline Layanan Pengaduan Pelanggan (Teknis)
(021) 835 42-54 atau +62 851 5627 4188

Hotline Layanan Penyedotan Lumpur Tangki Septik
(021) 8370 2136 atau +62812 9077 70-20 / 30

Hotline Layanan Sistem Perpipaan
+62 813 8832 9008

Hotline Layanan Tangki Septik Modifikasi (BIOPAL)
+62 813 8529 1475

Hotline Layanan Penanggulangan Sumbatan Instalasi Pipa Air Limbah/Plumbing
+62 813 8529 1475

Hotline Layanan Pemeriksaan Laboratorium
+62 851 7514 4468